Deli Serdang - Beredar Informasi di kalangan masyarakat Deli Serdang tentang adanya intervensi dari sepihak PC GP Ansor Deli Serdang ke Kepolisian Resort Deli Serdang untuk menghambat pengurusan izin keramaian kegiatan Konser Langit bersama Ustadz Hanan Attaki Lc yang akan dilaksanakan di Lapangan persatuan sepakbola Kampung Banten, pasar VIII, Jalan Arteri Bandara Kualanamu, Desa Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa, Deliserdang di hari Jumat (17/06) mendatang.
Sebagimana Yang Dikutip Dari Media Online MOL (Metro Online.Co) dengan judul "JPRMI Deli Serdang Kawal Konser Langit datangkan Wagubsu di Tanjung Morawa" terbitan hari Selasa( 7 Juni 2022) pada pukul 22.37 Wib.
Hal ini di sesalkan oleh Ketua PAC GP Ansor Tanjung Morawa Sholiehin Harahap, yang diterima oleh Indonesia satu.Co.Id, Rabu (8/06).
" Seharusnya sahabat - sahabat kita yang dari Jaringan Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (JPRMI) Deli Serdang di era digital saat ini harus mengutamakan Tabayyun, karena tidak semua katanya adalah faktanya, seperti yang kita baca dari media Metro Online.CO ada bahasa siapa yang menghambat pengajian tersebut dan berhadapan dengan JPRMI tentulah ini bukan cara Rasulullah SAW dan para Sahabat dalam berdakwah malah menunjukkan sikap yang kurang pantas, Sebagimana disebutkan dalam ayat Al-Quran surah al-Hujurat ayat ke 6, Wahai orang-orang yang beriman, Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu" Ucap Sholiehin
Sholiehin juga menambahkan dalam berdakwah kita harus sampaikan terlebih dahulu Rahman Dan Rahim bukan arogansi dan sangat mengesalkan kenapa Isu tersebut bisa beredar seraya bertanya Apa benar Pihak Penegak Hukum bisa di intervensi ? Ujarnya bertanya.
Masih hal yang sama, Ketua PAC GP Ansor Batangkuis yang juga alumni Pondok Pesantren Darul Arafah (Kelik Sunaryo, S.Pd.I) turut menambahkan Ucapan dari Sahabatnya Sholiehin.
Baca juga:
Presiden Jokowi Jenguk Buya Syafii di Sleman
|
(Ketua Pac Ansor Batangkus, Kelik Sunaryo, S.Pd.I Foto : Pribadi)
" Kita ketahui sama - sama Visi Dan Misi Kabupaten Deli Serdang yaitu visinya "Deliserdang Yang Maju dan Sejahtera Dengan Masyarakatnya yang Religius dan Rukun dalam Kebhinekaan" Dan rukun serta kebhinekaan tersebut diperkuat kembali dengan point nomor 4 di Misi Kabupaten Deli serdang yaitu " Meningkatkan tatanan kehidupan masyarakat yang religius, berbudaya dan berakhlakul karimah, berlandaskan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta dapat memelihara kerukunan, ketenteraman dan ketertiban" Ungkapnya
Masih Ketua Kelik, " Hal - Hal tersebut menurut saya harus bisa dapat dikaji ulang, untuk dapat menghadirkan Ustadz Hanan Attaki, karena tidak sejalan dengan Visi dan Misi di Point 4 Kabupaten Deli Serdang, Saya menegaskan, saya tidak menolak kegiatan pengajian, seminar, kajian Islam atau acara keagamaan lain. Menurutnya, GP Ansor hanya bertanya dengan pembicara yang akan didatangkan, apa tidak ada pilihan lain karena setelah melihat jejak rekam beliau tadinya dan ini harus menjadi kajian ulang buat Forkopimda Kabupaten Deli Serdang dikarenakan Ustaz Hanan Attaki masuk kategori ustaz kontroversial.
Dikutip dari berapa unggahan ceramah Ustaz Hanan Attaki terlihat jelas isi ceramahnya banyak yang kontroversial. Misalnya, dia pernah menyebut Nabi Musa as adalah ‘premannya’ para nabi.
“Itu kan tidak baik disampaikan dalam pengajian. Apalagi kepada generasi penerus kita yang masih awam terhadap agama, ” ungkapnya
Padahal dalam buku buku yang ditulis tentang Nabi, ulama ulama sangat beretika memakai redaksi yang paling halus dalam mensifati Para Nabi. Misalnya meredaksikan "meninggal" dengan kalimat: "intaqala ila al rafiq al-a'la/intaqala ila jiwari rabbihi (انتقل الي الرفيق الاعلي/انتقل الي جوار ربه).
Syekh Ibrahim Abdul Baits al Kattani mengatakan dalam kitabnya, sahabat ketika mau berbicara kepada Nabi saja memilih diksi yang paling pantas, khawatir menyinggung perasaan Nabi. Lah ini kok mengatakan Nabi Musa Premannya para Nabi.
Kemudian Hanan Attakki juga pernah menyebut istri Nabi, Sayyidatina Saudah, sebagai nenek nenek rempong, dan sebagai ketua Gank istri Nabi yang tua tua. Sementara Aisyah ketua gank yang muda muda. Ini tidak sopan sekali. "Wazaujatuhu ummahaatuhum": istri Nabi adalah ibu dari orang Mukmin (ummahatul mu'minun).
"Mensifati mereka harus dengan bahasa yang beradab, Hanan Attakki adalah publik figure, jangan kebablasan dong" ungkapnya.
Kelik juga melanjutkan pihak Panitia juga idealnya harus bisa lebih selektif memilih Pembicara yang akan diundang, Harga Kerukunan dalam Kebhinekaan yang terjalin baik di bumi Deli Serdang secara harmonis terlalu mahal untuk dipertaruhkan dengan mengundang pembicara yang kontroversial seperti Hanan Atakki. Ungkapnya mengakhiri.(AIS)